Type Here to Get Search Results !


 

ADAKAH RASUL DARI KALANGAN JIN?


Serial 23 Alam Jin: Adakah Rasul dari Kalangan Jin?

Sebagaimana dijelaskan dalam serial 21 (Tujuan Diciptakannya Jin) bahwasanya jin itu dibebani syari’at, mereka akan disiksa sebagaimana manusia. Apakah jin juga memiliki Rasul sebagaimana manusia memiliki Rasul? Ataukah Rasul mereka adalah dari kalangan jin pula?

Allah Ta’ala berfirman,

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ

“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri” (QS. Al An’am: 130). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengutus kepada para jin seorang Rasul. Akan tetapi ayat tersebut tidaklah menegaskan apakah Rasul tersebut dari kalangan manusia ataukah jin. Karena maksud “dari golongan mereka” ada dua maksud.

Oleh karenanya para ulama berselisih menjadi dua pendapat.

Pertama, ada Rasul dari kalangan jin itu sendiri. Yang berpendapat seperti ini adalah Adh Dhohak. Ibnul Jauzi berkata, “Inilah pendapat yang lebih kuat.” Ibnu Hazm berkata, “Tidak diutus sama sekali di tengah-tengah jin seorang nabi dari kalangan manusia sebelum Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Kedua, Rasul yang datang di tengahnya-tengah jin adalah dari kalangan manusia. As Suyuthi berkata, “Mayoritas ulama yang dulu dan belakangan berpandangan bahwa di tengah-tengah jin tidaklah diutus Rasul maupun Nabi (dari kalangan mereka sendiri, -pen). Inilah yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Al Kalbi, dan Abu ‘Ubaid.” (Lawami’ul Anwa Al Bahiyyah, 2: 223-224).

Yang menjadi dalil bahwa Rasul untuk kalangan jin sama dengan Rasul untuk kalangan manusia adalah firman Allah Ta’ala,

إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى

“Sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa.” (QS. Al Ahqaf: 30). Namun ayat ini pun bukan dalil tegas dalam permasalahan ini.

Intinya masalah ini tidak ada konsekuensi apa-apa dan tidak ada dalil tegas yang mendukungnya.

____

Referensi:

‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H, hal. 60-61.

Sumber Pertama

Adakah Rasul dari Kalangan Jin?

Pada artikel ini kami akan menjelaskan pendapat para ulama tentang keberadaan rasul dari kalangan jin. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama berkaitan dengan masalah apakah terdapat rasul dari kalangan jin. Perbedaan pendapat terbagi menjadi dua, ada yang berpendapat terdapat rasul dari kalangan jin, dan ada pendapat yang mengatakan tidak. Selain penjalasan itu, kami bawakan pula pendapat yang lebih kuat di antara keduanya. Simak penjelasan berikut ini.

Pendapat pertama, terdapat rasul dari kalangan jin

Pendapat ini dinisbatkan kepada Adh-Dhahak, Muqaatil, dan dipilih oleh Ibnu Hazm Rahimahumullah.

Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala,

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإِنسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَاء يَوْمِكُمْ هَـذَا قَالُواْ شَهِدْنَا عَلَى أَنفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُواْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُواْ كَافِرِينَ

“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata, ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri’, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir” (QS. Al-An’am [6]: 130).

Maksud dari ayat,

رُسُلٌ مِّنكُمْ

“rasul-rasul dari golongan kamu sendiri”; adalah “dari golongan jin dan manusia.”

Dari ayat ini, para ulama tersebut mengatakan bahwa Allah Ta’ala mengabarkan bahwa dari golongan jin juga terdapat rasul yang diutus kepada mereka. Sebagaimana dari golongan manusia juga terdapat rasul yang diutus kepada mereka.

Akan tetapi, para ulama yang mengatakan bahwa tidak ada rasul dari golongan jin memberikan argumentasi untuk membantah hal ini. Mereka mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah “rasul dari salah satu dari dua golongan yang disebutkan”.

Hal ini sama seperti firman Allah Ta’ala,

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu” (QS. Ar-Rahman [55]: 19).

Kemudian Allah Ta’ala mengatakan,

يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ

“Dari keduanya keluar mutiara dan marjan” (QS. Ar-Rahman [55]: 22).

Mutiara dan marjan hanyalah keluar dari air laut, bukan dari air tawar. Makna ayat tersebut adalah “keluar dari salah satu di antara keduanya” (Lihat Tafsir Ath-Thabari, 12: 122).

Dari sisi bahasa Arab, jika rasul itu berasal dari golongan manusia, kemudian jin diperintahkan untuk mengikuti rasul dari golongan manusia tersebut, tidak masalah jika diungkapkan dengan kalimat,

أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ

“Apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri.”

Semisal dengan ungkapan ini adalah jika dikatakan kepada orang Arab dan non-Arab,

ألم يجئكم رسل منكم يا معشر العرب و العجم

“Apakah belum datang kepada kalian wahai bangsa Arab dan non-Arab?”

Kalimat ini tidaklah menunjukkan bahwa untuk bangsa Arab ada rasul tersendiri, dan untuk bangsa non-Arab ada rasul yang lain.

Pendapat kedua, tidak ada rasul dari kalangan jin

Mereka berpendapat Rasul hanya khusus berasal dari golongan manusia. Adapun jin, yang ada hanyalah pemberi peringatan. Pendapat ini dinisbatkan kepada Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, juga merupakan pendapat Mujahid, dan dipiliholeh Ibnu Abi Zamanin, Ibnul Qayyim, dan Ibnu Katsir Rahimahumullah.

Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala,

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَراً مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِم مُّنذِرِينَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Quran. Maka ketika mereka menghadiri pembacaan-(nya), lalu mereka berkata, ‘Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).’ Ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan” (QS. Al-Ahqaf [46]: 29).

Mujahid Rahimahullah berkata, “Rasul itu berasal dari golongan manusia, sedangkan pemberi peringatan dari golongan jin.” Beliau kemudian membaca ayat,

وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِم مُّنذِرِينَ

“ … mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.”

Mereka (pemberi peringatan dari golongan jin) adalah yang mendengarkan perkataan rasul (manusia) kemudian menyampaikan kepada kalangan mereka sendiri (sesama jin) tentang apa yang mereka dengar” (Lihat Tafsir Ats-Tsa’labi, 4: 191).

Dalil lainnya adalah firman Allah Ta’ala,

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُوراً

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”

وَرُسُلاً قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلاً لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللّهُ مُوسَى تَكْلِيماً

“Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.”

رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزاً حَكِيماً

“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nisa’ [4]: 163-165).

Allah Ta’ala juga berfirman berkaitan dengan Nabi Ibrahim ‘Alaihis salaam,

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan Kami anugerahkan kepda Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang salih” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 27).

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala membatasi kenabian dan kitab suci hanya pada Nabi Ibrahim ‘Alaihis salaam dan keturunannya. Namun tidak ada satu pun ulama yang mengatakan bahwa ada kenabian (rasul) dari golongan jin sebelum diutusnya Nabi Ibrahim ‘Alaihis salaam.

Pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini

Pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini adalah bahwa tidak ada rasul dari golongan jin. Di antara golongan jin hanya terdapat pemberi peringatan saja, berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan di atas. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa terdapat rasul dari golongan jin adalah pendapat yang ganjil (syadz), yang tidak pernah dikatakan oleh ulama salaf terdahulu. Penisbatan pendapat tersebut kepada Adh-Dhahak rahimahullah juga tidak sahih dari sisi sanad (jalur periwayatan).

Penulis: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.

____

Catatan kaki:

Disarikan dari kitab Al-Mabaahits Al-‘Aqdiyyah Al-Muta’alliqah bil Imaan bir Rusul karya Ahmad bin Muhammad bin Ash-Shadiq An-Najar, hal. 106-109.

Sumber: https://muslim.or.id/

Tags